Kamis, 22 Juli 2021

Kadung

Pukul 5 pagi aku bangun untuk menyaksikan matahari terbit melalui jendela yang setengah terbuka.

Kilas balik dari semua yang kita lalui hanya mendebarkan sakit kepala di belakang pelipisku, sebuah palu yang tetap memukuli keras tengkorakku. 

Namamu bak gedebuk kusam saat kubisikkan dalam otakku, tapi saat aku mengeja suku kata sebelum terucap dari lidahku, kuyakinkan agar berhati-hati supaya kenangan yang tajam tak memotong tenggorokanku.

Seperti racun dalam aliran darahku, membuatku pusing dan linglung karena aku mengalihkan tatapanku dari jendela ke langit-langit.

Aku sadar kau membuatku merasa demikian, kita berdua bisa mencoba menyalahkannya pada berlalunya bulan, tapi kita berdua tahu  bahwa kita orang yang berubah.

Ini memalukan, aku sangat berharap kita takkan berakhir seperti orang lain, tapi kukira kita tak bisa memanfaatkan waktu dengan baik.

Berhenti berpura-pura karena kita kian tenggelam, jika kau rela maka relakanlah, kita tak pernah berakhir dan hanya terus berputar-putar. 

Jika aku tetap menunggu disini, apa artinya ini? Kita hancur karena kau telah abaikan hubungan kita. 

Kudustai hatiku karena kukira kau merasakannya, kau tak harus mencintaiku jika memang kau tak mau, kembalikan hatiku dan kan kurindukan satu hal saja, bintang yang benar-benar baru.

Minggu, 11 Juli 2021

Catatan Tengah Tahun

Pertama
Teman-temanmu mencintaimu 
Antara kenangan lama yang hampir hilang dan memudar
Foto-foto mereka masih tersimpan dalam album dan beberapa terjajar rapi di dinding kamar
Terselip tempat-tempat dan wajah-wajah yang kau ingat 
Semuanya masih terkenang dan masih kau ingat dalam memorimu
Mereka adalah rahasia yang terjepit dalam celah-celah pikiranmu 
Sehingga kau tidak akan lupa, jangan pernah lupa karena itu adalah bagian darimu 
Yang mengingatkanmu bahwa kau pernah bahagia 
Ya, kau pikir teman-temanmu masih mencintaimu
Meski masih ada pesan yang belum terkirim selama berminggu-minggu 
Karena kata-kata itu sulit di sampaikan
Dan entah bagaimana kau kehilangan keberanianmu akhir-akhir ini
Tapi akankah kata-katamu cukup? 
Kau punya banyak keinginan
Ada orang-orang yang ingin kau temui 
Ada kata-kata yang ingin kau sampaikan 
Ada hal-hal yang ingin kau bagi
Dan semua itu masih kau pendam 
Kau belum siap untuk jatuh di tempat yang sama

Kedua
Pekerjaanmu mencintaimu
Dan mungkin itulah kenapa kau masih bertahan, diam-diam menderita melalui hari dan minggu bahkan bulan tanpa istirahat 
Tanpa kerelaan sama sekali
Meski kau enggan tinggal dengan pekerjaan ini tapi kau tidak berdaya untuk pergi 
Kau sempat menjauhi dunia kerjamu karena berharap tempatmu bukan disini
Tapi pada akhirnya, tempatmu tetap disini dan kau tidak bisa merubah semuanya menjadi seperti yang kau mau
Kau tidak lagi tidur nyenyak di malam hari, tapi kau menutup mata saat matahari terbit
Berharap hari esok tidak sama menderitanya seperti hari ini
Karena kau telah habiskan banyak waktu demi masa depan yang tidak kau harapkan, hingga kau harus mengulangi pijakan dari langkah pertama agar selaras dengan apa yang kau kerjakan saat ini
Mungkin dunia memintamu untuk lebih bekerja keras
Tapi perlahan kau akan mencintai pekerjaanmu juga
Kau selalu mencintai apa yang kau lakukan dan kerjakan
Meskipun masih banyak kerugian daripada keuntungan
Dan bukankah itu yang disebut cinta? 
Kau relakan kenyamananmu demi bertahan untuk kepastianmu
Bahkan jika itu membuatmu kehilangan berulangkali

Ketiga
Saudaramu mencintaimu
Kau tahu itu lebih dari apapun 
Dan bukankah telah cukup? 
Memiliki orang yang ada disampingmu untuk berakar di kekosongan jiwamu 
Menanamkan bunga dengan warna warni yang indah 
Ya, luar biasa rasanya mencintai dan dicintai dengan kadar yang sama
Mereka sering berkata padamu bahwa kau tidak boleh mati sendirian dalam kedinginan
Kau akan membutuhkan pendamping hidup, seorang kekasih yang akan menggantikan peran meraka suatu hari nanti
Tapi kau berlayar sendirian, dan memerintahkan kapalmu agar kokoh menerjang badai
Kau hanya perlu berlayar sejenak kemudian kembali pulang 
Kau menyadari bahwa saudaramu adalah orang yang paling kau butuhkan untuk menjadi peta perjalananmu
Tapi ternyata mereka berlayar di kapal mereka sendiri menuju pelabuhan masing-masing
Dan kau berakhir manjadi nahkoda tanpa awak kapal berharap bisa sampai menuju rumah

Keempat 
Ibumu mencintaimu
Dan dia mengingatkanmu akan cintanya setiap hari
Dia kerahkan setiap darah dan keringatnya agar kau menjadi wanita sempurna
Hingga kau malu karena belum bisa membalas cintanya yang tiada tara
Kau masih menyakitinya dengan kesalahan dan kelalaianmu
Jauh dalam relung hatimu kau ingin ibumu tinggal lebih lama di dunia sampai kau sanggup membahagiakannya, sampai kau melahirkan versi dirimu yang lebih baik di pangkuannya
Tanpa kau sadari, kata-kata yang menyakitkan darinya mampu menyembuhkan pelikmu
Kau berharap memiliki tangannya, kau masih ingin belajar banyak darinya, kau ingin dia tetap ada
Kau ingin dia tahu bahwa kau juga mencintainya
Dan dia tahu kau telah berusaha
Hidup yang telah dia alami selalu lebih berat dari kehidupanmu selama ini
Ibumu tumbuh tanpa kasih sayang orang tua kandungnya
Selama hidupnya, dia hanya bisa menyaksikan saudara-saudaranya hidup dengan sendok emas, sedangkan dia hidup dengan perjuangannya sendiri
Tapi takdir begitu adil, ibumu menjadi satu-satunya yang beruntung dalam kisahnya sendiri
Dan itu semua demi anak-anaknya agar mendapat kehidupan yang lebih baik dari siapapun yang dia kenal
Maka bersyukurlah karena dia tidak pernah berhenti mencintaimu

Kelima
Ayahmu mencintaimu
Ini seperti pil pahit untuk luka menganga dalam hatimu 
Yang kau gali lebih dalam setiap harinya untuk tetap melihat wajahnya dan mendengar suaranya
Kau lelah dengan senyum dan sapa yang dia berikan pada anak bibimu
Dimana kau pikir dia telah merenggut masa kecilmu yang harusnya kau habiskan dengan ayahmu
Harusnya posisimu tidak tergantikan oleh siapapun, seberapa dewasanya umurmu, kau tetap anak kecil untuk ayahmu
Kau masih ingat belaian terakhir ayahmu saat hendak mengantarmu tidur
Kau masih merasakan genggaman terakhir ayahmu saat hendak mengantarmu sekolah
Semua hal manis itu berakhir karena kau beranjak dewasa
Karena dia tidak ingin kau berpikir masih dalam pengawasannya
Kau masih anak perempuan kesayangannya
Ayahmu tumbuh dengan keluarga besar dan dikelilingi banyak saudara
Kakekmu meninggalkan dunia saat ayahmu dan saudaranya masih belum merasakan kasih sayang seorang ayah sepenuhnya
Nenekmu selama hidupnya bekerja keras mensukseskan anak-anaknya, termasuk ayahmu
Itulah kenapa dia membesarkanmu dengan penuh kelembutan dan membebaskanmu tumbuh dewasa tanpa luput dari jangkauannya
Tidak peduli berapa lama atau singkatnya waktu kalian bersama
Ayahmu masih jadi lelaki pertama yang kau cintai, dan dia akan melepaskanmu di waktu yang tepat, melepasmu pada lelaki yang akan kau cintai selama sisa hidupmu kelak
Dan kau akan merelakan itu terjadi, kau akan menyadari bahwa cinta ayahmu sama besarnya seperti cinta ibumu
Dan saat kau dicintai oleh lelaki pilihanmu, ayahmu berharap kau mendapatkan cinta yang lebih besar darinya selama ini

Terakhir
Kau mencintai
Kau mencintai, kau dicintai, kau menyakiti, kau disakiti 
Hingga hampir menyerah dengan kehidupanmu selama ini
Kau bosan dengan dinding-dinding kamarmu
Kau muak akan percakapan dengan orang terdekatmu
Suatu hari, kau akan melarikan diri dan menentukan kehidupanmu sendiri
Dalam tempat yang kau ciptakan itu, kau akan berteriak dan menangis hingga air matamu kering dan tidak ada suara yang keluar dari mulutmu
Karena kau tidak tahu jika kau akan mencintai lagi
Kau tidak tahu jika kau akan dicintai lagi 
Kau ingin menghilang dan melebur seperti bintang
Dan mungkin kau akan memiliki permulaan yang baru
Kau akan menunjukan pada semua orang bahwa kau bisa menjadi lebih baik 
Kau akan membuktikan bahwa kau mampu kendalikan kehidupanmu sendiri
Bahwa akan ada yang mencintaimu sebesar cinta yang kau miliki
Bahwa suatu hari, kerja kerasmu akan menghasilkan masa depan yang lebih berarti
Kebahagiaanmu akan menjadi bukti terkabulnya doa orangtuamu
Kau tidak akan lagi tersesat atau merasa kehilangan
Tuhan selalu bersamamu dalam lindungan-Nya siang dan malam
Tapi entah kenapa kau selalu mengabaikan kebaikan orang-orang yang menyayangimu
Kau kehabisan kata-kata untuk mereka yang masih setia mendampingimu 
Cinta adalah hal yang begitu melelahkan, terutama saat kau memiliki terlalu banyak yang tersimpan di dadamu
Ini masih bulan juli tapi kenapa kau sesedih ini 
Percayalah, bahwa kelak akan ada yang mampu menghiburmu selain dirimu sendiri.

Kamis, 08 Juli 2021

Terbengkalai

Kita mendiami rumah tua tak berpenghuni, hantu dari masa lalu kita berlama-lama di sekitar ruang tamu, tapi kita membangun sumur di dalamnya untuk menggemakan suara kita, mencoba untuk tetap terlihat dan terdengar tapi itu tidak cukup. 

Mungkin dalam cahaya yang akan datang, aku akan melihat jiwamu yang terpantul di cermin mataku saat kita berpapasan kembali, menangkap sekilas tampilan samar diriku sendiri secara bersamaan. 

Mungkin kau bisa menguraikan seluruh perasaanku, sayang sekali kau menolak untuk menjadi lampu yang bersedia menerangi buku yang tersusun rapi di rak kamar tidurku. 

Kita membakar perapian untuk menghangatkan diri, hanya untuk membunuhnya dengan raga kita yang hampir bersentuhan, hidup ini penuh dengan kambing hitam dan pintu jebakan, rumah yang kita pikir adalah rumah sendiri, sebenarnya penjara buatan manusia. 

Kita salah memahami denah arsitekturnya, tapi diam saja sampai rumah ini terbengkalai, menyembunyikan pikiran kita di celah gerbang yang tertutup rapat. 

Kita memiliki kebun belakang, tanpa sempat menyiram tanaman yang tumbuh disana, aku tidak menyalahkanmu jika sekarang semuanya dipenuhi ilalang, bukan salah kita waktu berlalu begitu cepat.

Rumah yang kita tinggali benar-benar kosong, hingga lorong-lorongnya berhantu, yang tersisa hanyalah jendela yang berdebu karena waktu yang kita sia-siakan, dan dua pasang mata yang selalu dihantui mimpi buruk tentang kehilangan. 

Penghindaran

Sejak awal aku adalah gadis yang patah hati Tenggelam dalam emosiku sendiri Berada di ambang kehancuran Selalu dalam kehampaan Tak ada yang ...