Hancurkan jiwaku hanya untuk mencarimu
Karena yang menghampiriku adalah badai dan bukan dirimu
Jika aku tidak bisa bersama denganmu, lalu dengan siapa aku nanti?
Inilah kepingan pikiranku yang harus kau ketahui
Tidak ada hati yang sanggup menunggu seperti milikku di samping tinta kegilaanku
Habiskan malam tanpa tidur berharap agar memilikimu
Dan aku masih berbicara padamu saat berteriak pada langit malam
Karena ku rasa tanda yang ku beri tidak kunjung kau terima
Mungkin aku yang terlalu naif hingga kalah lagi
Semakin perih berselimutkan kekecewaan
Maukah kau memaafkan jiwaku yang kesepian?
Namun kau terlalu dingin untuk percaya ataupun peduli
Aku duduk di kamarku bertanya-tanya kemana perginya dirimu
Pemandangan dari jendela memunculkan wajahmu
Maaf karena tidak pernah cukup memperhatikanmu
Percayalah, harusnya kutunjukkan surga sebelum kau menjauhiku
Kini ku ulangi langkahku di setiap tangga
Mencoba temukan apa yang salah
Menulis surat hanya untuk di alamatkan pada bara api
Sepertinya kau lupa dengan apa yang dulu kau perjuangkan
Bisakah kita temukan pijakan yang lebih mudah?
Aku ingin terbebas dari ombak yang menggulungku ini
Pastikan kita bisa selamatkan rasa yang tersisa
Adakah jalan lain yang bisa ku lewati?
Saat di ambang tenggelam aku hanya memikirkanmu
Di celah cahaya aku memimpikanmu
Mimpiku cukup nyata hingga terngiang namamu
Kau telah membangun rumah dalam ingatanku
Tadi malam lantai di bawah tempat tidurku berderit
Membangunkanku dari mimpi tentangmu
Jika kau tidak memberitahuku apa yang kau rasakan
Bagaimana mungkin aku bisa mengerti perasaanmu itu?
Aku masih bernapas perlahan
Tidak bisakah kau menemukanku walau temaram?
Bertahun-tahun dengan begitu banyak hal yang harus di sempurnakan
Ku akui memang terlalu melelahkan
Tapi aku tetap menunggu sampai kau tiba
Sebab aku merindukanmu terus-menerus
Mungkin aku hidup dalam kebohongan
Merangkai cinta yang tiada artinya
Aku ingin memastikan jika ini bukan hanya dalam pikiranku saja
Maka ku petik kelopak bunga satu persatu
"Kau mencintaiku, kau tidak mencintaiku, kau mencintaiku"
Sudahkah kau menghapus segalanya tentangku?
Ku rasa kau terlalu sibuk untuk menghubungiku dan bertahan padaku
Mungkin kau tidak begitu menginginkanku
Hatiku juga bisa hancur
Aku hanya ingin tahu tentang cintamu yang belum terucapkan
Andai waktu bisa sembuhkan segala luka
Ku harap rasa sakit ini tidak akan abadi untuk selamanya
Karena setelah sekian lama, aku masih tidak percaya kenyataannya
Bahwa cinta saja tidak cukup untuk membuat seseorang tetap tinggal
Dan benar bahwa aku sama sepertimu
Tapi kau tidak bisa berpura-pura seolah aku tidak pernah ada
Putar kembali kenangan itu
Kau akan melihatku dengan cinta yang begitu tulus
Kau telah membuatku buta kemudian membuatku melihat kembali
Aku tidak menang karena aku kehilanganmu
Terjebak pada kehampaan yang membuat kita hancur berantakan
Dan kali ini aku tidak bisa tertipu lagi
Kita berjalan dalam air mata tapi berlari dalam tawa
Maafkan aku selalu tersulut dan mengatakan semua yang ku rasakan untukmu dengan tulisan
Bukan dengan sekedar tulisan, tapi dengan cinta, dengan makna, dengan keinginan, juga denganmu
Satu-satunya hal yang dapat ku lakukan untuk membuat hatiku merasakan kehangatan
Aku mencintai hingga menghancurkan diriku berkeping-keping
Akankah kau pulihkan kembali ketidakberartian yang sedang ku alami?
Aku selalu takut suatu hari nanti kau akan terbiasa dengan kehidupan tanpaku
Sebelum aku terbiasa dengan asumsi kehilanganmu
Bukannya aku ingin melihat semua ini berakhir
Aku hanya tidak sanggup melihat diriku melewati kesedihan yang kerap menyiksa relung hati
Terkadang aku hanya ingin berhenti
Tapi aku tidak mau pergi.