Sempat melewati kotamu hingga raga kita berdekatan, sayang kita tak saling mencari
Masih kudengar sayup-sayup angin yang asalnya saja tak bisa di pandang
Kotamu sunyi malam itu
Harusnya kau bisa dengar rintihku, memanggil pelan atas nama rindu
Aku sadar kau telah jauh, bayanganmu pergi tanpa sempat pamit
Sekali lagi aku berjalan di kotamu, sementara di kepalaku terlukis kamu
Sedang apa? Dengan siapa?
Titip salamku untuknya, orang beruntung yang sedang menemanimu
Jika nanti ada waktu, anganku berencana singgah
Nanti kamu aku sapa dan aku kabari, jika saja aku berani
Sesuatu di diriku hilang malam itu
Sekarang ku coba untuk tersenyum seperti saat kamu masih disini
Mencoba terbahak layaknya dulu, saat kamu masih menunggu balasan pesan dariku
Sesuatu dalam diriku hilang di kotamu
Masih mencoba menutupi lubang hampa ini karena masih banyak yang harus dibenahi
Ku coba sibukkan diri, sayangnya diri lebih sibuk memikirkan kenangan dulu
Lalu aku berdiam
Mencoba untuk tidak merasakan apa-apa
Aku menelaah keadaan, tentang setiap konsekuensi yang terjadi jika bertindak
Ku tahu bahwa aku tak berhak
Aku memendam semuanya
Karena jika kamulah yang terbaik, kamu takkan pernah berakhir menjadi kenangan
Batin merindu sesuatu yang fana, perihal memori sedikit tapi cukup berarti
Tapi rinduku tak terbalas
Mungkin karena kamu memang merasa biasa saja
Sedangkan jiwaku luluh meronta, terkurung dalam cemooh cintamu
Sekarang aku digantung, buta akan status, dibilang masih bersama tapi dilanda gagu
Aku terhina atas perasaanku