Minggu, 13 September 2020

Pemimpi

Pesan samarmu melesat ke tepi luar otakku yang kelelahan
Seekor burung yang terluka, sayapnya dihantam batu tajam, bersiap untuk terbang lagi meski kesakitan
Tatapan orang asing bermata liar mengikutiku melewati ambang pintu yang terkena peluru
Tanaman tumbuh dalam gerak cepat, bertunas di antara retakan aspal

Saat kita berjumpa dengan pandangan sekilas, aku bisa merasakan bahwa kau ingin berbincang 
Namun kau tampaknya tidak membuka bibirmu untuk menyapa, tidak dapat menghasilkan sepatah katapun 
Tidak ada cara lain untuk berbicara denganku, putus asa untuk membuat koneksi
Sebuah saluran komunikasi bisu yang ingin terhindar dari bayangan yang menghantui
Maka kau membawa ceritamu padaku menjelang tidur

Menerobos ke dalam pikiranku dengan gambaran asing, namun aku yakin  pernah melihat itu sebelumnya di kehidupan nyata
Kilatan cahaya yang berwarna memisahkan tiap penglihatan, penggalian tanpa rasa sakit di bagian tentangmu
Mengambil mimpi yang tak terlupakan dan mungkin telah aku kubur di sel saraf terdalam, memperbaiki yang mati dan terputus sampai suatu saat hidup kembali
Getaran suaramu mengaktifkan nalarku yang lumpuh, pertahananku akan segera runtuh 
Dan membiarkanmu masuk ke dalam ruang kosong untuk pesan yang akan ditulis pada kelopak mataku 

Khayalanku, kau mengubahku menjadi seorang pemimpi
Semakin sulit untuk memahami apa yang kau coba katakan padaku
Aku melihatmu dimana-mana saat aku bangun dari tidurku dan harapanmu pun terbukti
Hampir tidak ada perbedaan antara realita saat ini
Mungkin aku akan menyelami lamunan tengah malam tanpa keraguan malam ini
Hingga aku dapat memberanikan diri dan bertanya padamu 
"Sebenarnya, aku ini apa bagimu?"

Penghindaran

Sejak awal aku adalah gadis yang patah hati Tenggelam dalam emosiku sendiri Berada di ambang kehancuran Selalu dalam kehampaan Tak ada yang ...