Aku berada di musim dingin kehidupanku, dan seorang lelaki yang ku kenal adalah satu-satunya musim panas yang ku miliki
Di malam hari aku tertidur dengan bayangan dirinya yang tertawa dan menangis bersamaku
Tiga tahun berlalu menyisakan kenangan tanpa jeda
Dan itulah yang menahanku untuk tetap tinggal demi kebahagiaan yang kuharap segera tiba
Dia menyebutku seorang penulis, meski bukan yang paling ternama, setidaknya dia membaca tulisanku
Dulu mimpiku memang menjadi seorang penyair, tapi seiring berjalannya waktu, ku lihat mimpi itu meredup bak langit malam
Berkali-kali ku coba untuk meraihnya, berharap itu akan jadı nyata
Tapi ku saksikan mimpiku menjauh dan kian memudar
Ibuku bilang bahwa aku tidak seperti gadis biasa
Miliki jiwa yang sudah tua dan kepribadian layaknya film klasik yang selalu diputar ulang
Mendambakan surat cinta dan seikat bunga, hal yang sederhana namun luar biasa
Semua yang ku idolakan telah tiada
Hingga membuatku takut tidak bisa bertemu orang yang sanggup melengkapiku
Sering ku berdoa agar menemukan orang yang tepat, dan akhirnya aku menemukannya
Kita tidak memiliki segalanya dan tidak ada yang kita dambakan selain membuat hidup kita penuh dengan seni
Dan saat aku berperang dengan diriku sendiri, aku hanya membiarkan semua berjalan sesuai keinginannya
Dia tahu kesukaanku
Seperti, kue manis yang selalu ku buat, akankah dia memakannya?
Belum banyak tentangnya yang ku tahu, tapi kurasa dia akan senangkan hatiku
Dan aku masih menyukainya
Meskipun dia sering menghilang, mekipun dia berusaha menjadi orang yang lebih baik
Terutama, karena ku pikir dia mencoba untuk membuatku terkesan
Dan terkadang, saat aku dan dia berani membiarkan kesunyian singgah
Aku ingin tahu apakah orang-orang yang menjalani suatu hubungan menyesali sebuah komitmen?
Apakah mereka masih bersatu setelah lima tahun bersama?
Melanggar janji mereka hanya untuk menemukan kata yang tepat (Selesai. Hancur. Berbeda. Asing. Hilang. Berpisah)
Mungkin demikian, saat mereka melepaskan genggaman mereka
Karena sesuatu yang berharga bagi mereka telah habis terbakar
Aku ingin tahu apakah aku dan dia akan bertahan, sebelum aku ingat bahwa sebenarnya kita belum pernah bersama
Kita bukan siapa-siapa
Lalu aku bertanya, apa yang sedang kita lakukan?
Tiba-tiba ku lihat bayangan kecil dirinya di kaca mataku
Apakah itu berarti dia tidak akan meninggalkan kenangan ini sehingga aku merasa kehilangan?
Dan saat aku membawa kembali kenangannya seperti serpihan, akankah dia tinggal untuk sesuatu yang melampaui rasa bersalah?
Saat aku akhirnya membuka pikiranku hanya untuk membiarkannya mengintip kepedihan dan kegilaanku, akankah dia mengingat semua ini?
Mungkin iya, mungkin juga tidak
Jadi aku tersenyum dan aku menyadari
Semua ini seperti tanda tanya, dan aku diam saja, dengan hati-hati dan menunggu
Ada banyak hal yang ingin ku dengar
Tapi kesunyian ini menurutnya jauh lebih manis
Membuat kepingan perasaan ini berserakan
Dan akan ku satukan kembali, untuk kemudian utuh sekali lagi.